RANGKUMAN
MATERI HYGIENE DAN SANITASI
Oleh:
Syahrul Fajri
1102310
Manajemen
Perhotelan/KK
Fakultas Teknik
Universitas
Negeri Padang
2011
Hygiene Dan Sanitasi Makanan
Makanan adalah
kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan
yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud
makanan adalah : “Food include all
substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform,
wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk
air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan
pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria
bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit,
diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan
yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap
tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia
yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba,
hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan,
pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan
parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
Higiene dan Sanitasi
Pengertian higiene menurut
Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan,
cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang
rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan adalah salah
satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak
kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.
HYGIENE
Ruang Lingkup Hygiene
Masalah hygiene tidak dapat dipisahkan dari masalah sanitasi, dan pada kegiatan pengolahan makanan masalah sanitasi dan hygiene dilaksanakan bersama-sama. Kebiasaan hidup bersih, bekerja bersih sangat membantu dalam mengolah makanan yang bersih pula.
Ruang lingkup hygiene meliputi:
1. Hygiene perorangan
2. Hygiene makanan dan minuman
Masalah hygiene tidak dapat dipisahkan dari masalah sanitasi, dan pada kegiatan pengolahan makanan masalah sanitasi dan hygiene dilaksanakan bersama-sama. Kebiasaan hidup bersih, bekerja bersih sangat membantu dalam mengolah makanan yang bersih pula.
Ruang lingkup hygiene meliputi:
1. Hygiene perorangan
2. Hygiene makanan dan minuman
1. KONSEP PERSONAL HYGIENE
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan
merupakan hal yang sangat pentinu dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh
itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah
kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani
yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan
seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Fisiologi Kulit
Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan
di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas
2 lapisan yaitu lapisan epidermis
yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel-sel
epitel ini mudah sekali mengalami regeneras. Lapisan ini tidak mengandung
pembuluh darah.
Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot, saraf folikel rambut dan
kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar : pertama kelnejar sebasea
yang menghasilkan minyak yang disebut sebun
yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut. Kedua, kelenjar serumen yang
terdapat dalam telingga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna cokelat.
Fungsi Kulit :
- Proteksi tubuh
- Pengaturan
temperatur tubuh
- Pengeluaran
pembuangan air
- Sensasi dari
stimulus lingkungan
- Membantu
keseimbangan carian da eletrolit
- Memproduksi dan
mengabsorpsi vitamin D
Macam-macam Personal Hygiene
- Perawatan kulit
kepala dan rambut
- Perawatan mata
- Perawatan hidung
- Perawatan telingga
- Perawatan kuku kaki
dan tangan
- Perawatan genetalia
- Perawatan kulit
seruruh tubuh
- Perawatan tubuh
secara keseluruhan
Tujuan Personal Hygiene
- Meningkatkan derajat
kesehatan seseorang
- Memelihara
kebersihan diri seseorang
- Memperbaiki personal hyiene yang kurang
- Mencagah penyakit
- Menciptakan
keindahan
- Meningkatkan rasa
percaya diri
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
1.
Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
2.
Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam
kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene
3.
Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya
4.
Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5.
Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu
sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6.
Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang
menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun,
sampo, dan lain-lain.
7.
Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hyiene
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
2.
HIGIENE DAN
SANITASI PENYELENGGARAAN MAKANAN
Penyelenggaraan makanan di hotel adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada tamu, dalam rangka pencapaian status
kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan makanan di hotel sangat bergantung dari higiene dan
sanitasi agar makanan tersebut tidak menjadi sumber penularan penyakit bagi
manusia yang mengkonsumsi makanan tersebut. pada kegiatan sanitasi makanan misalnya
kebersihan bahan makanan yang diolah sebagai makanan untuk tamu yang
menginap di hotel. Dapat juga
diperhatikan kebersihan dalam pembuatan makanan :
a.
Cara
pengangkutan bahan makanan ke gudang
b. Cara penyimpanan bahan makanan yang
tepat pada tempat dan kondisi bahan makanan.
c.
Cara penyajian
makanan untuk tamu yang ada di hotel tersebut.
Di dalam
proses penyelenggaraan makanan terdapat enam prinsip sanitasi dalam
penyelenggaraan makanan yang biasanya dilakukan di hotel, restoran, rumah
makan, rumah sakit dan tempat lain yang membuat makanan / minuman diproduksi,
diolah, disimpan, dijual, atau disajikan bagi umum. Adapun persyaratan sanitasi
penyelenggaraan makanan (Mubarak dkk ,2009):
a.
Pengadaan Bahan Makanan
Kesehatan makanan selain ditentukan
oleh proses pembuatan dan orang yang membuat makanan, juga dipengaruhi oleh
bahan makanannya sendiri. Dalam pembuatan makanan dan pada penyelenggaraan
makanan pada hotel yang harus di perhatikan
adalah bahan makanan harus dalam kondisi yang baik, tidak rusak, dan tidak
membusuk. Setiap bahan makanan
yang mengalami kerusakan, terutama kerusakan disebabkan mikrobiologis akan
memberikan ciri-ciri menurut jenis bahannya. Meskipun demikian terdapat
ciri-ciri umum yang mencirikan perubahan komponen utama penyusun bahan makanan.
Dengan demikian, bahan makanan yang tinggi kandungan proteinnya akan memiliki
tanda kerusakan yang berbeda dengan bahan makanan yang tinggi kandungan lemak
atau karbohidratnya.
b. Tempat Penyimpanan Bahan Makanan
Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, penempatan terpisah dengan makanan jadi, penyimpanan bahan makanan
diperlukan untuk setiap jenis bahan, bila bahan makanan disimpan di gudang,
cara penyimpanannya tidak menempel pada lantai, dinding atau langit-langit
dengan ketentuan ( jarak makanan dengan lantai 15 cm, jarak makanan dengan dinding
5 cm, jarak makanan dengan langit-langit 60 cm), bahan makanan disimpan dalam aturan
sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan
rusaknya bahan makanan, bahan makanan yang masuknya lebih dahulu di keluarkan
terlebih dahulu sedangkan bahan makanan yang masuk belakangan di keluarkan
belakangan [ first in first out] ). Ada beberapa hal pokok dan perlu
diperhatikan sehubungan dengan cara penyimpanan bahan makanan (Reksosaebroto,
1978) yaitu :
1. Penyimpanan harus dilakukan dalam
suatu tempat khusus (gudang) yang bersih
2. Barang-barang harus diatur dan disusun
dengan baik, sehingga
·
Mudah cara
pengambilannya
·
Tidak memberi
kesempatan untuk bersarang serangga atau tikus
·
Tidak mudah
rusak dan membusuk, untuk bahan makanan yang yang mudah membusuk harus
disediakan tempat penyimpanan makanan yang dingin.
Makanan jadi dalam kondisi baik, tidak
rusak, dan tidak busuk. Makanan dalam kaleng tidak boleh menunjukkan adanya
pengembungan, cekungan, dan kebocoran.
sayur-sayuran yang mentah dimakan dicuci dengan larutan kalium
permanganate 0,02 % atau dimasukkan dalam air mendidih untuk beberapa detik
(Mubarak dkk, 2009). Penyimpanan makanan jadi harus terlindungi dari debu,
bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan. Makanan yang cepat busuk disimpan
dalam suhu panas 65,5 °C atau lebih, atau disimpan dalam suhu dingin 4 derajat
C atau kurang, makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu yang lama
(lebih dari 6 jam) disimpan dalam suhu -5 °C sampai -1 °C (Mubarak dkk, 2009).
c. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan yang menyangkut 3 hal pokok yang harus diperhatikan :
1.
Tenaga
pengolahan makanan (penjamah makanan)
Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang
menjamah makanan, baik dalam persiapan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun
dalam menyajikan makanan. Seorang penjamah makanan mempunyai hubungan yang erat
dengan pasien, terutama penjamah makanan yang bekerja ditempat pengolah makanan
untuk umum. Dari seorang penjamah makanan yang tidak baik , penyakit dapat
menyebar ke pasien. Karena itu seorang penjamah makanan, seharusnya selalu
dalam keadaan sehat dan terampil. Semua penjamah makanan harus selalu memelihara
kebersihan pribadi dan terbiasa untuk berprilaku sehat selama bekerja. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam kebersihan pribadi (Depkes RI, 1995) :
a. Mencuci tangan
b. Pakaian yang bersih
c. Kuku dan perhiasan
d. Topi
e. Merokok
f. Kebiasaan
seperti batuk ketangan, garuk-garuk, merupakan tindakan yang
higiene,
kontaminasi tangan dan makanan.
2.
Tempat
pengolahan makanan (dapur)
Dapur adalah suatu tempat dimana
makanan dan minuman di persiapkan dan diolah. Dapur sangat berperan terhadap
kualitas makanan yang akan dihasilkan. Mengingat hal tersebut, maka untuk
mendapatkan makanan yang berkualitas baik, dapat senantiasa dalam keadaan
bersih atau lebih tepat dikatakan saniter, dapur hendaknya memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Lantai
2. Dinding
3. Jendela dan pintu
4. Cerobong asap
5. Ventilasi
6. Pencahayaan
7. Peralatan
8. Fasilitas
pencucian peralatan bahan makanan
9. Tempat cuci tangan
10. Air bersih.
Ada 4 hal pokok yang harus
diperhatikan dalam pengolahan makanan menurut (Depkes RI, 2005) :
1. semua kegiatan pengolahan makanan
harus dilakukan dengan cara terlindung dan kontak langsung dengan tubuh.
2. Perlindungan kontak langsung dengan
makanan jadi dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan plastik, penjepit
makanan, sendok garpu, dan sejenisnya.
3. Setiap tenaga pengolah makanan pada
saat bekerja harus memakai celemek/apron, tutup rambut, sepatu dapur, tidak
merokok, tidak makan atau menguyah, tidak memakai perhiasan kecuali cincin
kawin yang tidak berhias, tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan
untuk keperluan, selalu mencuci tangan sebelum bekerja, selalu mencuci tangan
sebelum dan setelah keluar dari kamar mandi, selalu memakai pakaian kerja yang
bersih yang tidak dipakai di luar rumah sakit.
4. Tenaga pengolah makanan harus memiliki
sertifikat vacsinasi chotypa dan baku kesehatan yang berlaku
d.
Pengangkutan Makanan Masak
Makanan masak yang berasal dari tempat pengolahan makanan,
memerlukan pengangkutan untuk disimpan atau di sajikan. Kemungkinan pengotoran
makanan terjadi sepanjang pengangkutan, bila cara pengangkutan makanan kurang
tepat dan alat angkutnya kurang baik dari segi kualitasnya dalam hal ini yang
paling penting di jaga adalah kebersihan cara pengangkutannya, sehingga tidak
mendapatkan pengotoran dari debu, serangga (lalat, semut, dll). Selain itu
kebersihan alat – alat pengangkutanya serta kebersihan tenaga – tenaga yang
mengangkutannya. Jadi baik atau buruknya pengangkutan di pengaruhi oleh tiga
faktor :
1. Tempat dan alat pengangkutan
2. Tenaga Pengangkut
3. Teknik pengangkutan
Syarat – syarat penggangkutan makanan
yang memenuhi aturan sanitasi menurut Permenkes 1204 tahun 2004 adalah :
1.
Makanan
diangkut dengan kereta dorong yang tertutup dan bersih.
2.
Pengisian
kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih ada ruang gerak untuk ruang gerak.
3.
Perlu
diperhatikan jalur khusus yang terpisah untuk pengangkutan bahan makanan dan
makanan jadi.
e.
Penyajian Makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi,
yaitu bebas dari kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi
kebutuhan. Adapun persyaratan penyajian makanan (PERMENKES no.1204 tahun 2004)
adalah :
1. Makanan harus terhindar dari bahan
pencemar.
2.
Peralatan yang
digunakan untuk menyajian harus terjaga kebersihannya.
3. Makanan jadi yang siap saji harus
ditempatkan pada peralatan yang bersih.
4. Penyajian dilakukan dengan prilaku
yang sehat dan prilaku yang bersih.
5.
Makanan yang
disajikan dalam keadaan hangat di tempatkan pada fasilitas penghangat makanan
dengan suhu minimal 60 °C.
3. PERALATAN
Menurut
keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 942/menkes/SK/VIII/2003 :
1. Peralatan dapat berperan sebagai jalur
atau media pengotoran terhadap makanan, jika keadaannya tidak sesuai dangan
ditetapkan atau tidak memenuhi syarat kesehatan. Kelengkapan dari peralatan
yang meliputi peralatan masak dan peralatan makan juga berperan dalam menunjang
terciptanya makanan yang bersih dan higienes.
2. Adapun syarat-syarat dari peralatan
yang disarankan adalah sebagai berikut :
3. Kontruksi : mudah dibersihkan,
permukaan halus dan tidak terlalu banyak lekukan.
4. Keutuhan : hendaknya peralatan retak
yang dapat menumbulkan penimbunan sisa makanan.
5. Kebersihan : peralatan terbuat secara
visual bersih, tidak teradapat bercak-bercak dan sisa-sisa makanan.
6.
Keamanan
peralatan : tidak boleh mengandung bahan-bahan bracun dan bahan larut oleh
asam, seperti Cd, Cn, Pb, Cu, dan Zn.
4.
MAKANAN
SEBAGAI MEDIA PERANTARA PENULARAN PENYAKIT
Dalam hubungan dengan
penyakit/keracunan, makanan dapat berperan sebagai penyebab (agent), pembawa
(vehicle) dan sebagai media. Peranan makanan sebagai agent penyakit misalnya
jamur, ikan, tumbuhan lain yang secara alamiah memang mengandung zat beracun. Sebagai
pembawa seperti bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama makanan dan
juga beberapa mikroorganisme yang patogen, serta bahan radioaktif. Sebagai
media misalnya kontaminasi yang jumlahnya kecil, jika dibiarkan berada dalam
makanan dengan suhu dan waktu yang cukup, maka bisa menyebabkan wabah yang
serius. Makanan adalah unsur yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Selain dapat memenuhi kebutuhan hidup, makanan dapat pula menjadi sumber
penularan penyakit bilamana makanan tersebut dikelola secara tidak higienes.
5. SARANA SANITASI
PENYELENGGARAAN MAKANAN
a. Penyediaan
Air Bersih
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara,
sekitar ¾ bagian tubuh kita terdiri atas air, tidak seorang pun dapat bertahan
hidu lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga di pergunakan
untuk memasak, mandi, mencuci, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar
rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian , pemadam
kebakaran, tempat rekreasi, tranportasi, dan lain-lain. Ditinjau dari ilmu
kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan
timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap
individu perhari berkisar antara 150-200 liter/35-40 galon.kebutuhan air
tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan
kebiasaan masyarakat. Berdasarkan analisis WHO pada Negara-negara maju, setiap
orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari, sedangkan pada Negara
berkembang tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.
b. Pembuangan
Air Limbah
Limbah dari
proses pengolahan makanan harus ditangani dengan sebaik-sebaiknya, terutama
untuk menghindari terjadinya kotaminasi mikroorganisme pathogen. Mikroorganisme
pathogen yang tumbuh di dalam limbah dapat dipindahkan dengan perantara
serangga, misalnya lalat, nyamuk, dan kecoa, atau oleh hewan pengerat seperti
tikus, yang seringkali menggunakan sampah sebagai tempat hidup dan sumber makanannya. Lalat rumah telah
terindentifikasi sebagai pembawa mikroorganisme penyebab penyakit seperti demam
typoid, lepra, disentri amuba, dan tuberkulosis. Seekor lalat rumah dapat
membawa sebayak 6 juta mikroba pada permukaan tubuhnya, dan lebih banyak lagi
di dalam tubuhnya (Cichy, 1984). Kenyataan ini menunjukkan bahwa lalat
merupakan salah satu jenis hewan yang perlu mendapatkan perhatian, sehubungan
dengan penanganan limbah. Limbah padat dari pengolahan makanan hendakya
ditempatkan dalam wadah khusus (kontainer). Syarat container untuk wadah limbah
menurut (Purnawijayanti A. Hiasinta, 2001) antara lain:
1. Terbuat dari bahan tahan lama.
2. Struktur dan bahan kontainer harus
mudah dibersihkan.
3. Tahan terhadap serangan serangga dan
hewan pengerat.
4. Tidak mudah berkarat.
5. Tidak menyerap cairan.
6.
Container
dilengkapi tutup yang dapat ditutup dengan erat dan rapat.
c. Tempat Pembuangan Sampah
Tempat sampah
terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, mempunyai tutup dan memakai
kantong palastik khusus untuk sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat
membusuk, jumlah dan volume tempat sampah di sesuaikan dengan produk sampah
yang dihasilkan, tersedia pada setiap tempat/ruang yang memproduksi sampah,
sampah harus dibuang dalam waktu 24 jam, disediakan tempat pengumpulan sampah
sementara yang terlindung dari serangga dan hewan lain, dan tempat sampah mudah
dijangkau oleh kendaraan penggangkutan sampah. Letak sumber sampah jangan
terlalu dekat dari bahan makanan,untuk menghindari tercemarnya makanan oleh
sampah.
d. Pembuangan Kotoran
Pengertian
dengan kotoran disini adalah feses atau najis manusia manusia. Najis/feses
manusia selalu dipandang sebagai benda yang berbahaya bagi kesehatan. Berikut
ini adalah pertimbangan pembuangan kotoran (Mubarak dkk, 2009).
1. Tidak
menjadi sumber penularan penyakit.
2. Tidak
menjadi makanan dan sarang vector penyakit.
3. Tidak
menimbulkan bau busuk.
4. Tidak
merusak keidahan.
5. Tidak menyebabkan/menimbulkan
pencemaran kepada sumber-sumber air.
e. Pencucian Peralatan dan Bahan
Makanan
1. Pencucian peralatan harus menggunakan
bahan pembersih/detergen
2. Pencucian bahan makanan yang tidak
dimasak harus menggunakan larutan kalium permanganate 0.02 % atau dalam
rendaman air mendidih dalam beberapa detik.
3.
Peralatan dan
bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat yang terlindungi
dari kemungkinanpencemaran oleh tikus dan hewan lainnya.
Teknik pencucian yang benar akan
memberikan hasil akhir pencucian yang sehat dan aman, menurut Depkes RI 2003
dalam buku pedoman pelayanan gizi rumah sakit Untuk pencucian masak peralatan
alat yang perlu diikuti adalah :
1. Pisahkan segala kotoran atau sisa-sisa
makanan yang terdapat pada alat atau barang seperti piring, gelas, mangkok dan
lain-lain ketempat yang telah disediakan. Selanjutnya sampah tersebut dibuang
bersama sampah dapur lainnya.
2. Piring dan alat-alat yang telah dibersihkan
sisa makanan, ditempatkan pada tempat piring kotor dan siap dicuci
3. Setiap piring dan alat yang dicuci
direndam pada bak pertama. Cara ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan
peresapan air kedalam sisa makanan yang menempel, sehingga mudah untuk
membersihkan selanjutnya
4. Setelah direndam selama beberapa menit
maka piring mulai dibersihkan dengan menggunakan deterjen pada bak pencuci
tersebut. Menggunakan sabun sebaiknya dihindarkan karena sabun tidak dapat
menghilangkan lemak, tetapi memakai yang lebih alami yaitu buah jeruk nipis
yang dapat menghilangkan lemak yang lengket pada peralatan makan.
5. Cara pencucian dilakukan dengan
menggosok bagian-bagian yang terkena makanan, dengan cara menggosok
berulangkali sampai tidak lagi terasa licin.
6. Setelah pencucian, maka langsung
dibilas dengan air pembersih atau pembilas yang mengalir dengan tekanan 15 psi
sampai tidak terasa licin.
7. Piring dan alat yang telah dicuci
dibilas dengan air kaporit disinfektan, langsung direndam ke dalam air
berkaporit 50 ppm selama 2 menit, kemudian ditempatkan pada tempat penirisan
8. Untuk desinfeksi dengan air panas
82-100 derajat celcius untuk selama 1 menit.
9.
Cara
memasukkan piring dan gelas kedalam air panas tidak boleh langsung dengan
tangan, tetapi sebelum dimasukkan kedalam rak-rak khusus untuk desinfeksi
10.
Piring dan
alat makan yang telah selesai melalui proses desinfeksi ditempatkan pada tempat
penirisan/pengeringan dengan cara terbalik atau miring. Untuk itu bagian yang
menempel ke permukaan piring atau bibir gelas harus dijaga kebersihannya dengan
cara desinfeksi Piring yang akan dipakai tidak perlu dilap atau digosok dengan
kain lap, karena menjadi kotor kembali. Bilamana dilap, pergunakan kain lap
sekali pakai atau tissue.
f. Toilet
Letak tidak
berhubungan dengan langsung (terpisah) dengan dapur, ruang persiapan makanan,
ruang tamu dan gudang makanan, di dalam toilet harus tersedia jamban, peturan
dan bak air, toilet wanita terpisah dengan toilet pria,toilet tenaga kerja
dengan tamu terpisah, toilet
dibersihkan dengan deterjen dan alat pengering, tersedia cermin, tempah sampah,
tempat sabun untuk pencuci tangan, luas lantai cukup untuk memeliahara
kebersihan, lantai dbuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkankan dan
kelandainya cukup, ventilasi dan penerangan yang baik, air limbah buang ke
septictank, roil atau ruang perasapan yang tidak mencemari air limbah, saluaran
pembuangan terbuat dari bahan kedap air, tersedia tempat cuci tangan yang
dilengkapi dengan saluran pembuangan dan penampungan,di dalam kamar mandi harus
tersedia bak dan air bersih yang cukup, peturasan harus dilengkapi dengan air
yang mengalir, jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa, dilengkapi dengan
air penggelontor yang cukup serta sapu tangan kertas (tissue), terdapat
tanda/tulisan pemberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencuci tangan dengan sabun
sesudah menggunakan toilet.
SANITASI HOTEL
Sanitasi makanan adalah salah
satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak
kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam sanitasi makanan, permasalahn
yang menyangkut nilai gizi ataupun mengenai komposisi bahan makanan yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, kurang diperhatikan.
Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan kesehatan.
Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan kesehatan.
Ruang Lingkup Sanitasi
Berdasarkan pengertiannya yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antra perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang kantor, rumah dsb.
Berdasarkan pengertiannya yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antra perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang kantor, rumah dsb.
SANITASI DALAM PENYELENGGARAAN MAKANAN
factor dalam sanitasi penyelenggaraan makanan, seperti berikut ini:
1.
Sanitasi Ruang Dapur
Sanitasi ruang dapur dipengaruhi oleh susunan dan konstruksi dapur seperti berikut ini;
Sanitasi ruang dapur dipengaruhi oleh susunan dan konstruksi dapur seperti berikut ini;
·
Lantai dapur
Hendaknya dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin, tidak menyerap minyak goreng atau bahan makanan lain yang berlemak, dan tidak retak.
Untuk membersihkan lantai diperlukan alat dan obat pembersih lantai, seprti sapu, sikat bertangkai, ember, kain pel yang menggunakan tngkai, pembersih air yang terbuat dari karet dan bertangkai, mesin penyikat lantai dan mesin pengering lantai, desinfektan, detergen, serta amoniak.
Selama dapur dioperasikan dan ada cairan atau bahan makanan tumpah hendaknya segera dibersihkan karena kalau tidak dapat mengakibatkan dapur menjadi kotor dan licin, sedangkan pembersihan lantai secara menyeluruh dilakukan setelah dapur selesai beroperasi, kecuali untuk dapur tertentu yang beroperasi selama 24 jam. Waktu pembersihannya ditentukan, tetapi hendaknya tidak bertepatan dengan waktu banyaknya orderan.
Hendaknya dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin, tidak menyerap minyak goreng atau bahan makanan lain yang berlemak, dan tidak retak.
Untuk membersihkan lantai diperlukan alat dan obat pembersih lantai, seprti sapu, sikat bertangkai, ember, kain pel yang menggunakan tngkai, pembersih air yang terbuat dari karet dan bertangkai, mesin penyikat lantai dan mesin pengering lantai, desinfektan, detergen, serta amoniak.
Selama dapur dioperasikan dan ada cairan atau bahan makanan tumpah hendaknya segera dibersihkan karena kalau tidak dapat mengakibatkan dapur menjadi kotor dan licin, sedangkan pembersihan lantai secara menyeluruh dilakukan setelah dapur selesai beroperasi, kecuali untuk dapur tertentu yang beroperasi selama 24 jam. Waktu pembersihannya ditentukan, tetapi hendaknya tidak bertepatan dengan waktu banyaknya orderan.
·
Dinding
Dinding harus terbuat dari bahan yang kuat agar mudah dibersihkan. Pada umumnya dinding terbuat dari keramik. Alat pembersihnya: sikat bertangkai, mesin pengering bertangkai atau kain pel, ember, detergen, dan desinfektan.
Dinding harus terbuat dari bahan yang kuat agar mudah dibersihkan. Pada umumnya dinding terbuat dari keramik. Alat pembersihnya: sikat bertangkai, mesin pengering bertangkai atau kain pel, ember, detergen, dan desinfektan.
·
Langit-langit
Sebaiknya dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan sederhana
pembersihannya.
·
Ventilasi
Ventilasi yang baik berperan penting dalam penyelenggaraan makanan dalam jumlah besar. Dengan ventilasi yang baik, asap yang timbul pada waktu mengolah makanan dapat keluar dari dapur. Ventilasi yang baik dapat dilakukan dengan menyediakan jendela, lubang angin, extractor fan, dan penghisap asap (exhauster hood) yang diletakkan tergantung di langit-langit yang posisinya tepat berada di atas pusat pengolahan.
Ventilasi yang baik berperan penting dalam penyelenggaraan makanan dalam jumlah besar. Dengan ventilasi yang baik, asap yang timbul pada waktu mengolah makanan dapat keluar dari dapur. Ventilasi yang baik dapat dilakukan dengan menyediakan jendela, lubang angin, extractor fan, dan penghisap asap (exhauster hood) yang diletakkan tergantung di langit-langit yang posisinya tepat berada di atas pusat pengolahan.
·
Cahaya
Cahaya yang baik sangat penting bagi penyelenggaraan makanan untuk orang banyak. Ada dua macam cahaya yaitu cahaya alam dan cahaya buatan.
Dengan cahaya yang cukup terang maka kotoran dan benda-benda yang halus yang masuk ke dalam masakan atau hidangan dapat terlihat. Selain itu, ruangan yang cahayanya cukup umumnya tidak disukai oleh kecoa, tikus, dan insektisida lainnya.
Cahaya yang baik sangat penting bagi penyelenggaraan makanan untuk orang banyak. Ada dua macam cahaya yaitu cahaya alam dan cahaya buatan.
Dengan cahaya yang cukup terang maka kotoran dan benda-benda yang halus yang masuk ke dalam masakan atau hidangan dapat terlihat. Selain itu, ruangan yang cahayanya cukup umumnya tidak disukai oleh kecoa, tikus, dan insektisida lainnya.
·
Lift makanan
Lift ini hanya berfungsi untuk mengirim hidangan yang telah matang. Sebaiknya lift ini harus dijaga kebersihannya dari debu dan makanan yang tumpah. Lift makanan biasanya terbuat dari stainless steel sehingga mudah untuk dibersihkan.
Lift ini hanya berfungsi untuk mengirim hidangan yang telah matang. Sebaiknya lift ini harus dijaga kebersihannya dari debu dan makanan yang tumpah. Lift makanan biasanya terbuat dari stainless steel sehingga mudah untuk dibersihkan.
·
Saluran air
Saluran pembuangan air, baik air sisa pencucian bahan makanan maupun pembuangan sisa makanan yang cair serta air kotor dari pencucian alat dapur dan alat saji sedapat mungkin berjalan lancer. Apabila saluan tersebut terdapat dalam dapur maka sebaiknya sepanjang saluran tersebut ditutup dengan alat yang dapat dibuka atau ditutup, misalnya dengan menggunakan pelat baja. Selain itu dengan menggunakan alat tersebut akan memudahkan perbaikan apabila terjadi kemacetan aliran air. Saluran ini juga berfungsi untuk pembuangan air sewaktu membersihkan lantai dapur.
Saluran pembuangan air, baik air sisa pencucian bahan makanan maupun pembuangan sisa makanan yang cair serta air kotor dari pencucian alat dapur dan alat saji sedapat mungkin berjalan lancer. Apabila saluan tersebut terdapat dalam dapur maka sebaiknya sepanjang saluran tersebut ditutup dengan alat yang dapat dibuka atau ditutup, misalnya dengan menggunakan pelat baja. Selain itu dengan menggunakan alat tersebut akan memudahkan perbaikan apabila terjadi kemacetan aliran air. Saluran ini juga berfungsi untuk pembuangan air sewaktu membersihkan lantai dapur.
2.
Sanitasi Pembuangan Sampah
Sampah merupakan salah satu penyebab tercemarnya makanan. Untuk menghindarinya maka pada setiap pusat-pusat bekerja, misalnya meja kerja, bak cuci bahan makanan, tempat pengolahan, tempat pemorsian disediakan tempat sampah yang tidak permanen agar mudah dibersihkan dan diangkat.
Umumnya bak sampah ini terbuat dari plastik ringan lengkap dengan penutupnya. Sebelum digunakan terlebih dahulu dilapisi dengan kantong plastic sampah agar bila telah penuh ujung dari kantong plastic tersebut diikat lalu diangkat keluar dari bak sampah tersebut dan diganti dengan kantong plastic baru.
Sampah merupakan salah satu penyebab tercemarnya makanan. Untuk menghindarinya maka pada setiap pusat-pusat bekerja, misalnya meja kerja, bak cuci bahan makanan, tempat pengolahan, tempat pemorsian disediakan tempat sampah yang tidak permanen agar mudah dibersihkan dan diangkat.
Umumnya bak sampah ini terbuat dari plastik ringan lengkap dengan penutupnya. Sebelum digunakan terlebih dahulu dilapisi dengan kantong plastic sampah agar bila telah penuh ujung dari kantong plastic tersebut diikat lalu diangkat keluar dari bak sampah tersebut dan diganti dengan kantong plastic baru.
3.
Sanitasi Tempat Penyimpanan Bahan
Makanan
Untuk menjaga ruang penyimpanan bahan makanan maka ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu: bahan makanan yang disimpan dan ruangan penyimpanannya.
a) Bahan makanan yang akan disimpan harus dalam keadaan bersih.
b) Ruang penyimpanan dibersihkan secara rutin, dan bila ada yang tumpah harus
Untuk menjaga ruang penyimpanan bahan makanan maka ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu: bahan makanan yang disimpan dan ruangan penyimpanannya.
a) Bahan makanan yang akan disimpan harus dalam keadaan bersih.
b) Ruang penyimpanan dibersihkan secara rutin, dan bila ada yang tumpah harus
dibersihkan sesegera mungkin untuk menghindari datangnya binatang-binatang
dan serangga, misalnya semut dan kecoa.
c) Seandainya bahan makanan yang disimpan ada yang busuk harus cepat dibuang
c) Seandainya bahan makanan yang disimpan ada yang busuk harus cepat dibuang
dan sebaiknya ruang penyimpanan disemprot dengan desinfektan pada waktu
waktu tertentu.
d) Perlu diperhatikan bahwa ada saat penyemprotan bahan makanan tidak boleh
d) Perlu diperhatikan bahwa ada saat penyemprotan bahan makanan tidak boleh
berada di dalam gedung.
4.
Sanitasi Alat Dapur
Bahan makanan atau makanan dapat terkontaminasi oleh alat dapur yang kotor. Oleh sebab itu, pencucian alat dapur seharusnya mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.
Pencucian perlengkapan dapur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan machine.
Bahan makanan atau makanan dapat terkontaminasi oleh alat dapur yang kotor. Oleh sebab itu, pencucian alat dapur seharusnya mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.
Pencucian perlengkapan dapur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan machine.
5.
Sanitasi Wilayah Steward
Lemari dan rak penyimpanan alat-alat masak dalam gudang (stewarding room) prlu diawasi sehingga kemungkinan adanya kerusakan karena berkarat dapat diketahui lebih dini. Selain itu pengaturan dan penyimpanan alat-alat masak dalam lemari dan rak-rak tersebut perlu disusun secara rapi dan bersih.
Di dekat kamar mandi disediakan tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, serbet kertas, dan kalau mungkin alat pengering tangan dari listrik sehinggan karyawan yang baru dari kamar mandi langsung mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum mulai kerja kembali.
Lemari dan rak penyimpanan alat-alat masak dalam gudang (stewarding room) prlu diawasi sehingga kemungkinan adanya kerusakan karena berkarat dapat diketahui lebih dini. Selain itu pengaturan dan penyimpanan alat-alat masak dalam lemari dan rak-rak tersebut perlu disusun secara rapi dan bersih.
Di dekat kamar mandi disediakan tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, serbet kertas, dan kalau mungkin alat pengering tangan dari listrik sehinggan karyawan yang baru dari kamar mandi langsung mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum mulai kerja kembali.
referensi bukunya dari mana ya mas klo boleh tau? terimakasih
BalasHapusOnline Gaming Casino - JTM Hub
BalasHapusOnline Gaming 계룡 출장마사지 Casino The main online gambling 광주 출장안마 hub of the UK has been launched in 2013 경상남도 출장샵 and 경기도 출장샵 it's managed 문경 출장샵 to have a solid reputation in the gambling industry for